Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa beberapa orang yang tampak biasa saja dan mungkin tidak terlalu pintar tapi mudah menaiki tangga karir, sementara yang lain, ada orang yangat sangat pintar dan berpendidikan sangat tinggi, tapi karirnya mandeg ?
Jawabannya mungkin mengejutkan Anda.
Mari kita lihat kisah dua karyawan di sebuah perusahaan:
Ahmad adalah seorang jenius. Dia selalu mendapat nilai tertinggi di sekolah dan universitas. Keterampilan teknis dan skillnya luar biasa, dan dia sering menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari rekan-rekannya. Namun, Ahmad cenderung arogan. Dia sering meremehkan ide-ide orang lain dan tidak suka bekerja dalam tim.
Di sisi lain, ada Budi. Secara akademis, Budi hanya rata-rata. Keterampilan teknis dan skillnya baik, tapi tidak istimewa. Namun, Budi memiliki attitude yang luar biasa. Dia selalu bersemangat untuk belajar, bekerja baik dalam tim, dan memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik.
Suatu hari, sebuah posisi manajerial dibuka. Banyak yang mengira Ahmad akan mendapatkannya karena kepintarannya. Namun, mengejutkan banyak orang, perusahaan memilih Budi untuk posisi tersebut.
Keputusan perusahaan ini mungkin mengejutkan beberapa orang, karena ternyata Perusahaan lebih memilih orang dengan sikap atau attitude yang baik walaupun biasa saja dibanding orang yang pintar tapi dengan attitude yang kurang baik.
Mari kita lihat mengapa attitude sering kali lebih berharga daripada kepintaran semata:
- Kemampuan Bekerja dalam Tim: Dalam dunia kerja modern, kemampuan untuk berkolaborasi sangat penting. Attitute positif Budi membuatnya menjadi anggota tim yang dihargai, sementara attitude Ahmad yang sulit membuat orang enggan bekerja dengannya.
- Kemampuan Beradaptasi: Attitute yang baik sering kali mencakup keterbukaan terhadap perubahan. Budi, dengan keinginannya untuk terus belajar, lebih siap menghadapi perubahan di tempat kerja dibandingkan Ahmad yang merasa sudah tahu segalanya.
- Kepemimpinan: Meskipun kepintaran penting, kepemimpinan yang efektif lebih membutuhkan kemampuan untuk memotivasi dan membimbing orang lain. Attitute positif Budi membuatnya lebih cocok untuk peran kepemimpinan.
- Penanganan Stress: Attitute yang baik membantu dalam mengelola stress dan tekanan kerja. Budi, dengan sikapnya yang positif, lebih mungkin untuk tetap tenang dan produktif dalam situasi sulit.
- Pertumbuhan Jangka Panjang: Perusahaan sering kali lebih tertarik pada potensi jangka panjang. Attitute Budi yang selalu ingin belajar menunjukkan potensi pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan Ahmad yang merasa sudah mencapai puncak kemampuannya.
Perusahaan selalu mencari karyawan dengan berbagai attitute positif yang dapat mendukung pertumbuhan dan kesuksesan organisasi.
Inilah beberapa attitute kunci yang dicari perusahaan :
1. Proaktif: Karyawan yang mengambil inisiatif dan tidak hanya menunggu instruksi.
2. Fleksibel: Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan tantangan baru.
3. Berorientasi pada Solusi: Fokus pada mencari solusi daripada hanya mengeluhkan masalah.
4. Kolaboratif: Kemampuan bekerja efektif dalam tim dan mendukung rekan kerja.
5. Bertanggung Jawab: Mengambil tanggung jawab atas tindakan dan hasil kerja sendiri.
6. Etis: Menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan integritas dalam pekerjaan.
7. Bersemangat Belajar: Keinginan untuk terus mengembangkan diri dan keterampilan baru.
8. Resilient: Kemampuan untuk bangkit kembali dari kegagalan dan tetap positif dalam menghadapi tantangan.
Nah sekarang mari kita bahas bagaimana cara meningkatkan Attitute Anda
1. Praktikkan Empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Ini sangat penting dalam membangun hubungan kerja yang kuat.
Contoh: Saat rekan kerja Anda terlihat stres karena deadline yang mendesak, tanyakan apa yang bisa Anda bantu. Misalnya, “Saya lihat kamu sedang sibuk sekali. Ada yang bisa saya bantu untuk meringankan bebanmu?”
2. Jadilah Pembelajar Seumur Hidup
Selalu cari peluang untuk belajar dan berkembang, baik dalam keterampilan teknis maupun soft skills.
Contoh: Daftarkan diri Anda untuk kursus online atau webinar yang relevan dengan pekerjaan Anda. Misalnya, jika Anda bekerja di bidang pemasaran, ikuti kursus tentang strategi pemasaran digital terbaru.
3. Terima Umpan Balik dengan Baik
Lihat kritik sebagai kesempatan untuk berkembang, bukan sebagai serangan personal.
Contoh: Saat manajer Anda memberikan kritik tentang presentasi Anda, alih-alih merasa tersinggung, katakan, “Terima kasih atas masukannya. Bisakah Anda memberikan saran spesifik tentang bagaimana saya bisa memperbaiki poin-poin ini?”
4. Fokus pada Solusi, Bukan Masalah
Ketika menghadapi tantangan, pusatkan energi Anda pada mencari solusi daripada mengeluh tentang masalah.
Contoh: Jika tim Anda mengalami kendala anggaran, alih-alih mengeluh, ajukan ide kreatif untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada. Misalnya, “Bagaimana jika kita memanfaatkan tools open-source untuk mengurangi biaya lisensi software?”
5. Bangun Hubungan Positif
Investasikan waktu untuk membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja Anda. Networking yang kuat bisa sangat berharga dalam karir Anda.
Contoh: Ajak rekan kerja Anda untuk makan siang bersama sekali seminggu. Gunakan waktu ini untuk mengenal mereka lebih baik di luar konteks pekerjaan. Tanyakan tentang hobi atau minat mereka di luar kantor.
Kisah Ahmad dan Budi menunjukkan bahwa dalam dunia kerja, attitute sering kali lebih penting daripada kepintaran semata. Meskipun keterampilan teknis tetap penting, attitute yang positif, kemampuan bekerja sama, dan keinginan untuk terus belajar bisa menjadi faktor pembeda yang signifikan dalam karir Anda.
Tapi tentunya akan lebih bagus lagi adalah bila Anda mempunyai keterampilan teknis dan skill yang bagus disertai juga dengan attitude yang bagus. Hal ini akan membuat Anda akan selalu menjadi bintang di Perusahaan Anda.
Ingatlah bahwa attitute adalah sesuatu yang dapat Anda kembangkan dan perbaiki setiap hari. Dengan menerapkan strategi-strategi di atas dan terus berusaha untuk menjadi versi terbaik dari diri Anda,
Jadi, mulai hari ini, selain mengasah keterampilan teknis Anda, luangkan waktu untuk mengembangkan attitute Anda. Ingatlah, dalam panggung besar karir Anda, Anda adalah pemeran utama sekaligus penulis naskahnya.